Pertempuran di Jalur Gaza Harus Segera Diakhiri Sebelum Memakan Lebih Banyak Korban Lagi Kata Sekjen PBB

Dewan Keamanan PBB menggelar rapat membahas agresi Israel di Palestina pada Minggu (16/5). Dalam kesempatan itu Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut serangan di Israel sangat mengerikan dan harus segera diakhiri.

Guterres mengatakan, PBB secara aktif melibatkan semua pihak agar gencatan senjata Israel dan Palestina segera terwujud. Selain itu upaya mediasi terus dilakukan.

Sejauh ini korban tewas di Gaza mencapai 181 orang termasuk 47 anak-anak. Sedangkan 10 orang tewas di Israel, 2 di antaranya juga anak-anak.

"Setiap kali Israel mendengar seorang pemimpin asing berbicara tentang haknya untuk membela diri, semakin berani untuk terus membunuh seluruh keluarga dalam tidur mereka," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki kepada Dewan Keamanan PBB dikutip dari Reuters.

Sementara Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan, serangan di Jalur Gaza merupakan serangan balik karena Hamas meluncurkan ribuan roket ke Israel.

"Langkah-langkah sudah dilakukan untuk mencegah korban sipil. Israel menggunakan misilnya untuk melindungi anak-anaknya. Hamas menggunakan anak-anak untuk melindungi misilnya," kata Erdan.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang hadir dalam rapat itu mendesak Amerika Serikat bertanggung jawab. Yi ingin AS meredam situasi antara Israel dan Palestina.

"Kami meminta AS memikul tanggung jawabnya, mengambil sikap yang adil, dan bersama dengan sebagian besar komunitas internasional mendukung Dewan Keamanan dalam meredakan situasi," kata Yi.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. AS juga telah mengirim seorang utusan ke Israel membahas gencatan senjata.

Di lain sisi, PBB bersama Mesir dan Qatar sudah menyusun rencana agar gencatan senjata Israel dan Palestina terwujud. Namun sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

"Konsesi harus dibuat sebagai harga yang harus dibayar untuk perdamaian agar masyarakat tidak membayar harga perang yang mahal," kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Ketegangan antara Palestina dan Israel bermula dari penggusuran yang dilakukan Israel di Sheikh Jarrah dan peristiwa kekerasan terhadap jemaah yang sedang salat di Masjid Al-Aqsa, mosque suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Mosque Nabawi di Arab Saudi.

Banyak warga Palestina terluka akibat serangan aparat Israel pada 7 Mei 2021 tersebut. Bentrokan berlanjut hingga beberapa hari selanjutnya.

Hamas, penguasa Jalur Gaza, membalas kekerasan itu dengan menembakkan roket ke arah Israel. Israel membalasnya dengan serangan udara ke Jalur Gaza. Ratusan korban jiwa tak terelakkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GIMNI Dukung Kebijakan Pemerintah Berlakukan Minyak Goreng Satu Harga

Survei Konsumen Oleh BI Jika Kondisi Ekonomi Makin Membaik

Menkeu: Carzy Rich Akan Dikenakan Tarif PPH OP Bagi Penghasilan di Atas Rp 5 milliar Setahun